Menurut Survei Kadence International Indonesia yang menyimpulkan bahwa ada 5 dompet digital paling populer di Indonesia mulai memiliki sifat dan ciri khas tersendiri dari sisi penggunaan konsumen maupun promosi yang dibuatnya.
Hal ini terungkap dalam riset berjudul ‘Penggunaan dan Perilaku Pengguna Pembayaran Digital dan Layanan Keuangan di Indonesia’ yang dipublikasikan pada bulan Agustus tahun ini.
Berkembangnya alat pembayaran Digital membuat teknologi Indonesia semakin berkembang, bahkan uangĀ digital juga bisa dipakai untuk transaksi pembayaran Judi Slot Online Terbaru yang sedang populer belakangan ini, Situs game slot online juga memiliki petukaran transaksi berupa digital lho.
Riset yang digelar sebulan sebelumnya ini melibatkan kurang lebih 1.000 responden melalui survei online di beberapa kota besar di Indonesia yaitu Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, dan Palembang. Survei meneliti pola perilaku pengguna aktif 14 platform pembayaran digital.
Sebastian selaku Quantitative Director Kadence, mengatakan bahwa pembayaran digital turut berperan dalam pertumbuhan perekonomian digital di Indonesia, sejalan dengan peningkatan literasi digital konsumen di kota besar di era industri 4.0 ini.
“Selain menghadirkan kemudahan dan keamanan bertransaksi, adanya fitur layanan keuangan digital lain, seperti investasi dan asuransi pun menarik minat masyarakat. Hal ini tentu saja dapat memberikan efek positif terhadap peningkatan literasi dan inklusi keuangan nasional yang berdampak pada percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, 30 Agustus 2021.
Riset menunjukkan responden di Jabodetabek, Bandung, dan Medan, rata-rata bisa menyebut lebih dari 6 platform. Tak jauh beda dengan responden di Makassar, Surabaya, dan Palembang yang bisa menyebutkan 4-6 platform.
Namun, hanya responden di Jabodetabek dan Bandung yang pernah menjajal dan menggunakan lebih dari 4 platform dompet digital dalam satu smartphonenya. Hal ini ia gunakan karena ia ingin memisahkan keuangan dari pekerjaan serta Slot Online Jackpot Besar agar lebih mudah memperhitungkan kemenangannya.
Semua responden serentak menggunakan setidaknya 2-3 dompet digital dalam satu atau dua bulan terakhir. Bahkan, 54 persen di antaranya mengaku rata-rata menggunakan transaksi via dompet digital 4 kali dalam seminggu. Antara lain, untuk pembelian pulsa, pemesanan makanan, belanja online, pembayaran tagihan, transportasi, produk asuransi dan investasi.
5 Platform Mendominasi
Tampak bahwa 5 platform paling mendominasi, di mana yang paling sering digunakan responden berturut-turut OVO (35 persen), GoPay (25 persen), ShopeePay (30 persen), DANA (6 persen), dan LinkAja (4 persen).
Berdasarkan kesadaran merek, hanya OVO, GoPay, dan DANA yang bisa mengena ke hati lebih dari 90 persen responden. Namun, dari pengguna aktif, OVO, GoPay, dan ShopeePay yang merajainya, mampu digunakan lebih dari separuh total responden.
Baca juga : Mantap, Sepertinya Rupiah Mau Menguat Hari Ini!
Berdasarkan tipe transaksi online, pengguna OVO dan GoPay sama-sama didominasi pemesanan makanan. Sementara itu, ShopeePay lebih banyak menyasar segmen belanja online e-commerce, sementara DANA dan LinkAja untuk topup pulsa & pembayaran tagihan listrik dan lain-lain.
Adapun, untuk transaksi offline, semuanya sama-sama kuat untuk belanja di minimarket dengan digunakan lebih dari 70 persen pengguna, kecuali GoPay yang hanya 68 persen. Adapun, LinkAja juga tampak kuat digunakan untuk jenis pembayaran F&B merchant dan retail.
Terakhir, berkaitan persepsi masyarakat terhadap suatu merek, OVO dan GoPay unggul dari sisi kepercayaan masyarakat, persepsi terhadap pembayaran yang aman baik, dan dianggap paling mudah digunakan, kendati OVO memimpin lebih tinggi.
Selain itu, keduanya juga dianggap memiliki reputasi yang paling baik, mudah membeli produk keuangan, dan mendukung inklusifitas dalam akses produk keuangan yang lebih baik.
Sementara itu, untuk OVO mendapat poin tertinggi dari sisi tersedia di banyak merchant di seluruh kota besar. Pengulangan penggunaan oleh pengguna yang mencerminkan banyaknya manfaat yang mereka dapatkan ketika bertransaksi menggunakan OVO.
Menariknya, platform ShopeePay unggul menjadi yang teratas dipilih oleh responden dari satu sisi, yaitu gencarnya promosi menarik yang dilakukan serta biaya top up yang paling murah, dan cenderung digunakan bertransaksi kebutuhan harian seperti peralatan rumah tangga, produk perawatan diri dan kesehatan serta pembelian barang elektronik.
Secara ShopeePay merupakan dompet digital E-Commerce raksasa yakni Shopee yang terdapat di beberapa negara di Asia Tenggara.
“Hal ini tentu berkaitan dengan ekosistem ShopeePay yang terhubung dengan Shopee sebagai salah satu e-commerce terbesar di Indonesia,” pungkasnya.
Adapun, dari segi usia pengguna, dibandingkan dengan pembayaran digital lain OVO menjadi pilihan bagi pengguna di usia produktif (antara 25-45 tahun) seluruh gender dengan komposisi yang hampir imbang yaitu laki-laki sebesar 51 persen dan perempuan 49 persen.
Berimbangnya komposisi pengguna juga dialami oleh DANA dengan perbandingan 55 persen laki-laki dan 45 persen perempuan. Sedangkan GoPay dan ShopeePay lebih disukai oleh responden yang berada di kalangan usia kaum muda (antara 18-24 tahun), dengan pengguna GoPay didominasi oleh pria, sedangkan pengguna ShopeePay didominasi oleh wanita.
Penggunaan platform pembayaran digital pun semakin meluas dan menyebar di seluruh penjuru Tanah Air. Berbagai instrumen layanan keuangan digital pun turut dihadirkan para pemain pembayaran digital ini dalam ekosistemnya seperti pembayaran asuransi dan produk investasi.
Tren investasi serta kebutuhan masyarakat tentang proteksi kesehatan memang semakin meningkat di kala pandemi seperti ini.
Terkait adanya instrumen layanan keuangan digital lain pada platform pembayaran digital, OVO mencatat poin tertinggi dalam kesadaran responden terhadap fitur asuransi dan investasi.
Sebesar 63 persen responden mengenal fitur investasi di OVO atau yang bernama OVO | Invest, dan 54 di antaranya pernah menggunakan fitur tersebut.
Sedangkan GoPay dan ShopeePay lebih memimpin dari sisi kesadaran responden terhadap fitur PayLater atau yang kita kenal dengan belanja dahulu bayar nanti yang dihadirkan, dengan raihan masing-masing 58 persen dan 59 persen.
“Kita harus mengapresiasi berbagai inovasi yang dihadirkan para pemain pembayaran digital di Indonesia untuk menghadirkan kemudahan akses terhadap layanan keuangan digital.
Kami harap para pemain pembayaran digital dapat memaksimalkan perannya dalam memajukan dan memperkuat ekosistem ekonomi digital yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh semua pihak,” pungkas Sebastian.
Kadence International optimis semakin banyak masyarakat yang tersentuh kemudahan layanan keuangan digital semakin maju pula perekonomian Indonesia ke depannya.